Selasa, 27 November 2012

Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan

0

         A.      Landasan Ilmu Pada Zaman Yunani
Periode filsafat yunani merupakan periode penting dalam sejarah peradaban manusia karena pada waktu ini terjadi perubahan pola pikir manusia dari mitosentris menjadi logosentris. Pola pikir mitosentris adalah pola pikir masyarakat yang sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam seperti gempa bumi atau pelangi. Gempa bumi dianggap bukan sebagai fenomena alam tetapi dewa bumi sedang menggoyangkan kepalanya.
Ketika filsafat diperkenalkan fenomena alam-fenomena alam yang ada tidak lagi dianggap sebagai aktivitas dewa melainkan, aktivitas alam yang terjadi secara kausalitas. Perubahan pola pikir tersebut tampaknya sederhana, tetapi implikasinya tidaklah sederhana.
Pada awalnya alam yang sifatnya ditakuti mulai didekati bahkan dieksploitasi. Manusia yang dulunya pasif dalam menghadapi fenomena alam menjadi lebih proaktif dan kreatif, sehingga alam dijadikan objek penelitian dan pengkajian. Pendekatan yang digunakan dalam hal ini adalah pendekatan yang bersifat logosentris, yaitu pendekatan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan dan rasio. Inilah yang menjadi titik awal manusia menggunakan rasio untuk meneliti sekaligus mempertanyakan dirinya dan alam jagad raya.
         1. Filosof Alam
      -     Thales (624-546 SM)
Ia digelari Bapak filsafat, dialah yang mula-mula berfilsafat dan mempertanyakan “apa sebenarnya asal usul alam semesta ini”. Dengan menggunakan pendekatan rasio di menjawab bahwa asal alam adalah air.
      -     Anaximandros (610-540 SM)
Menjelaskan bahwa substansi pertama itu bersifat kekal, tidak terbatas, dan meliputi segalanya yang disebut apeiron. Dia tidak setuju dengan air sebagai asal usul alam, karena jika benar air, maka air harus meliputi segalanya termasuk api yang merupakan lawannya.
     


      -     Heraklitos (540-480 SM)
Melihat alam semesta ini selalu dalam keadaan berubah, sehingga tidak ada suatupun yang benar-benar ada semuanya menjadi, sehingga realitas dari seluruhnya adalah gerak dan perubahan.
      -     Pythagoras (580-500 SM)
Semua realitas dapat diukur dengan bilangan, sehingga bilangan adalah unsur utama dari alam dan sekaligus menjadi ukuran. Jasa Phytagoras sangat besar terutama dalam ilmu pasti dan ilmu alam.
         2. Masa transisi
Penyelidikan terhadap alam tidak lagi menjadi fukos utama, tetapi sudah beralih kepada manusia. Kam “sofis” memulai kajian tentang manusia dan manusia adalah ukuran kebenaran. Tokoh utamanya adalah Protagoras (481-411 SM). Hal inilah yang menjadi cikal bakal “humanism”. Kebenaran adalah relative, sehingga membuka ruang untuk berspekulasi dan memunculkan sintesa baru.
          3. Zaman Keemasan Filsafat Yunani
Tokoh-tokohnya antara lain Socrates, plato dan aristoteles. Bagi Socrates dasar bagi segala penelitian adalah pengujian diri sendiri. Semboyan yang disukainya adalah seperti yang ada di Kuil Delphi, yaitu : Kenalilah dirimu sendiri”.
Aristoteles melakukan analisis bahasa yang disebut silogisme. Silogisme terdiri dari tiga premis yaitu :
-          Premis mayor (semua manusia akan mati)
-          Premis minor (Socrates seorang manusia)
-          Konklusi (Socrates akan mati)


         B. Perkembangan Ilmu Zaman Islam
Pada masa kekuasaan islam, khususnya dimasa dinasti Umayyah dan Dinasti Abbasiyah, ilmu berkembang sangat pesat. Tokoh-tokoh ilmu pengetahuan yang terkenal pada masa itu antara lain al Mansur, Harun al Rasyid, Al Kindi dan lain-lain. Ilmu pengetahuan berkembang pesat dan dikategorisasi seperti matematikan, fisika, kimia, geometri dan lain sebagainya. Selain itu berkembang pula disiplin ilmu-ilmu keislaman seperti tafsir, hadis, dan fiqih.

Read More

Pengertian Filsafat

0

Filsafat dalam Bahasa Inggris yaitu philosophy, adapun istilah filsafat berasal dari Bahasa Yunani yaitu philosophia, yang terdiri atas dua kata yaitu philos (cinta) atau philia (persahabatan, tertarik kepada) dan sophos (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, intelegensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau kebenaran (love of wisdom). Orangnya disebut filosof yang dalam bahasa Arab disebut failasuf.
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, kata filsafat memiliki arti yaitu pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya.
Beberapa pengertian pokok tentang filsafat menurut kalangan filosof adalah[1][3]:
1.              Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik serta lengkap tentang         seluruh realitas.
2.              Upaya untuk melukiskan hakikat realitas akhir dan dasar serta nyata.
3.              Upaya untuk menentukan batas-batas dan jangkauan pengetahuan : sumbernya,       hakikatnya, keabsahannya, dan nilainya.
4.              Penyelidikan kritis atas pengandaian-pengandaian dan pernyataan-pernyataan yang             diajukan oleh berbagai bidang pengetahuan.
          5.              Disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu melihat apa yang anda katakan dan    untuk   mengatakan apa yang anda lihat.




Read More

Ilmu

0

                                               
          A.           Pengertian Ilmu
Berikut ini beberapa pengertian ilmu dalam beberapa bahasa yang berbeda, yaitu :
                 Arab       : alima, ya’lamu, ilman yang bararti : mengerti, memahami benar-benar.
Inggris    : science
Latin       : scientia (pengetahuan), scire (mengetahui)
Yunani    : episteme (pengetahuan)
Pengertian ilmu dalam kamus Bahasa Indonesia adalah : pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode- metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu.
Ciri – ciri utama ilmu adalah :
      1.      Ilmu adalah pengetahuan yang bersifat koheren, empiris, sistematis, dapat diukur dan dibuktikan. Berbeda dengan iman, yaitu pengetahuan yang didasarkan atas keyakinan pada yang ghaib dan penghayatan serta pengalaman pribadi.
      2.      Ilmu merupakan seluruh kesatuan ide yang mengacu pada objek yang sama dan saling berkaitan secara logis, karena itu koherensi sistematik adalah hakikat ilmu.
      3.      Ilmu memuat hipotesis – hipotesis dan teori-teori yang belum sepenuhnya dimantapkan.
      4.      Ilmu menuntut pengamatan dan berfikir metodis serta tertata rapi.
      5.      Ilmu memiliki objek baik material maupun formal.
          B.             Landasan Filsafat ilmu adalah :
      -          Landasan ontologism
      -          Landasan epistemology
      -          Landasan aksiologi
          C.              Persamaan dan perbedaan filsafat dan ilmu
Ø  Persamaan filsafat dan ilmu adalah:
a)      Keduanya menyelidiki objek selengkap-lengkapnya sampai ke akar-akarnya
b)      Keduanya memberikan pengertian mengenai hubungan atau koheren yang ada antara kejadian- kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukkan sebab-sebabnya.
c)      Keduanya hendak memberikan sintesis, yaitu suatu pandangan yang bergandengan.
d)     Keduanya mempunyai metode dan system.
e)      Keduanya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan

Ø  Perbedaan filsafat dengan ilmu adalah:
a)      Objek material (lapangan) filsafat itu bersifat universal (umum), yaitu segala sesuatu yang ada (realita) sedangkan objek matrial ilmu ( pengetahuan ilmiah) itu bersifat khusus dan empiris. Artinya ilmu hanya terfokus pada disiplin bidang masing-masing secara kaku dan terkotak-kotak, sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-terkotak dalam disiplin tertentu.
b)      Objek formal (sudut pandangan) filsafat itu bersifat non fragmentaris, karena mencari pengertian dari segala sesuatu yang ada itu secara luas, mendalam dan mendasar. Sedangkan ilmu bersifat fragmentaris, spesifik, dan intensif. Di samping itu objek formal itu bersifat teknik, yang berarti bahwa car aide-ide manusia itu mengadakan penyatuan diri dengan realita.
c)      Filsafat dilaksanakan dalam suatu suasana pengetahuan yang menonjolkan daya spekulasi kritis dan pengawasan, sedangkan ilmu haruslah diadakan riset lewat pendekatan trial and error. Oki, nilai ilmu terletak pada kegunaan pragmatis, sedangkan kegunaan filsafat timbul dari nilainya.
d)     Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih dalam berdasarkan pada pengalaman realitas sehari- sehari, sedankan ilmu bersifat diskursif, yaitu menguraikan secara logis, yang dimulai dari tidak tahu menjadi tahu.
e)      Filsafat memberikan penjelasan yang terakhir, yang mutlak, dan mendalam sampai mendasar (primary cause) sedangkan ilmu menunjukkan sebab-sebab yang tidak begitu dalam yang lebih dekat dan sekunder (secondary cause)
Read More