A.
Landasan Ilmu Pada Zaman Yunani
Periode filsafat yunani merupakan periode penting
dalam sejarah peradaban manusia karena pada waktu ini terjadi perubahan pola
pikir manusia dari mitosentris menjadi logosentris. Pola pikir mitosentris
adalah pola pikir masyarakat yang sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan
fenomena alam seperti gempa bumi atau pelangi. Gempa bumi dianggap bukan
sebagai fenomena alam tetapi dewa bumi sedang menggoyangkan kepalanya.
Ketika filsafat diperkenalkan fenomena alam-fenomena
alam yang ada tidak lagi dianggap sebagai aktivitas dewa melainkan, aktivitas
alam yang terjadi secara kausalitas. Perubahan pola pikir tersebut tampaknya
sederhana, tetapi implikasinya tidaklah sederhana.
Pada awalnya alam yang sifatnya ditakuti mulai
didekati bahkan dieksploitasi. Manusia yang dulunya pasif dalam menghadapi
fenomena alam menjadi lebih proaktif dan kreatif, sehingga alam
dijadikan objek penelitian dan pengkajian. Pendekatan yang digunakan dalam hal
ini adalah pendekatan yang bersifat logosentris, yaitu pendekatan yang
didasarkan pada ilmu pengetahuan dan rasio. Inilah yang menjadi titik awal
manusia menggunakan rasio untuk meneliti sekaligus mempertanyakan dirinya dan
alam jagad raya.
1. Filosof Alam
-
Thales (624-546 SM)
Ia digelari Bapak filsafat, dialah yang mula-mula
berfilsafat dan mempertanyakan “apa sebenarnya asal usul alam semesta ini”.
Dengan menggunakan pendekatan rasio di menjawab bahwa asal alam adalah air.
-
Anaximandros (610-540 SM)
Menjelaskan bahwa substansi pertama itu bersifat
kekal, tidak terbatas, dan meliputi segalanya yang disebut apeiron. Dia tidak
setuju dengan air sebagai asal usul alam, karena jika benar air, maka air harus
meliputi segalanya termasuk api yang merupakan lawannya.
-
Heraklitos (540-480 SM)
Melihat alam semesta ini selalu dalam keadaan berubah,
sehingga tidak ada suatupun yang benar-benar ada semuanya menjadi, sehingga
realitas dari seluruhnya adalah gerak dan perubahan.
-
Pythagoras (580-500 SM)
Semua realitas dapat diukur dengan bilangan, sehingga
bilangan adalah unsur utama dari alam dan sekaligus menjadi ukuran. Jasa
Phytagoras sangat besar terutama dalam ilmu pasti dan ilmu alam.
2. Masa
transisi
Penyelidikan
terhadap alam tidak lagi menjadi fukos utama, tetapi sudah beralih kepada
manusia. Kam “sofis” memulai kajian tentang manusia dan manusia adalah ukuran
kebenaran. Tokoh utamanya adalah Protagoras (481-411 SM). Hal inilah yang
menjadi cikal bakal “humanism”. Kebenaran adalah relative, sehingga
membuka ruang untuk berspekulasi dan memunculkan sintesa baru.
3. Zaman
Keemasan Filsafat Yunani
Tokoh-tokohnya
antara lain Socrates, plato dan aristoteles. Bagi Socrates dasar bagi segala
penelitian adalah pengujian diri sendiri. Semboyan yang disukainya adalah
seperti yang ada di Kuil Delphi, yaitu : Kenalilah dirimu sendiri”.
Aristoteles
melakukan analisis bahasa yang disebut silogisme. Silogisme terdiri dari tiga
premis yaitu :
-
Premis mayor (semua manusia akan mati)
-
Premis minor (Socrates seorang manusia)
-
Konklusi (Socrates akan mati)
B. Perkembangan
Ilmu Zaman Islam
Pada masa
kekuasaan islam, khususnya dimasa dinasti Umayyah dan Dinasti Abbasiyah, ilmu
berkembang sangat pesat. Tokoh-tokoh ilmu pengetahuan yang terkenal pada masa
itu antara lain al Mansur, Harun al Rasyid, Al Kindi dan lain-lain. Ilmu
pengetahuan berkembang pesat dan dikategorisasi seperti matematikan, fisika,
kimia, geometri dan lain sebagainya. Selain itu berkembang pula disiplin
ilmu-ilmu keislaman seperti tafsir, hadis, dan fiqih.
0 komentar:
Posting Komentar